Bagi kebanyakan pengguna jalan melintas jalan ini tidak akan menduga jika dalam kamar kos-kosan itu sudah 'stand by' sejumlah perempuan lokal berusia rata-rata 17 tahun. |
Masalah penyakit sosial kemasyarakat (Pekat) yang berkaitan dengan
bisnis prostitusi (esek-esek) di sejumlah sudut/tempat di jantung Kota
Kupang saat ini masih banyak yang luput dari perhatian pemerintah
setempat dan luput dari pantauan masyarakat kota ini.
Bisnis
prostitusi yang terjadi dalam lingkungan masyarakat di beberapa tempat
di Kota Kupang cukup 'transparan' dan bisa dilihat serta diamati
masyarakat walaupun bisnis 'air lendir' ini tidak menggangu masyarakat
sekitar.
Dari hasil investigasi wartawan Pos Kupang selama
beberapa hari terakhir di sejumlah lokasi bisnis prostitusi di wilayah
Kelurahan Fontein, Kecamatan Kota Raja, dan di wilayah Kelurahan Kelapa
Lima, Kecamatan Kelapa menemukan sejumlah spefisikasi unik hasil temuan
lapangan yang cukup mencengangkan.
Dan hasil investigasi ini bagi
kebanyakan masyarakat di wilayah Kota Kupang belum mengetahui adanya
fenomena penyakit sosial bisnis prostitusi yang cukup mengagetkan dan
menggemparkan ini karena melibatkan puluhan anak gadis berusia rata-rata
17 tahun.
Sebagai contoh, di punggung bukit Sasando, pada Jalan
Sam Ratulangi, Kelurahan Kelapa Lima, Kota Kupang terdapat deretan
bangunan dengan model kos-kosan yang berdiri di sisi lintasan jalan
propinsi ternyata beroperasi sejumlah perempuan/wanita 'ayam' lokal
berusia sangat belia.
Bagi kebanyakan pengguna jalan melintas
jalan ini tidak akan menduga jika dalam kamar kos-kosan itu sudah 'stand
by' sejumlah perempuan lokal berusia rata-rata 17 tahun.
Para
gadis lokal berusia belia ini berpenampilan sangat sedehana umumnya
domisili di wilayah pinggiran Kota Kupang, namun sering mangkal dan
beroperasi menunggu 'tamu' para lelaki hidung belang yang sering datang
melampiaskan nafsu birahinya.
sumber : tribun
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !